Saat anak mampu berbicara, kenalkanlah pada kalimat
tauhid La Ilaaha Illallah, Muhammad Rasulullah,ajari
cara mengucapkannya dengan talqin yaitu dengan cara orang tua
mengucapkan kalimat tauhid lalu anak menirukannya. Biasakan anak
mendengar kalimat thayyibah (
La ilaaha illallah). Dengan sering memperdengarkan kalimat tersebut diharap memudahkan anak untuk menirukannya.
Ajari juga anak mengenal Allah Ta’ala, seperti mengajari bahwa Allah
Ta’ala berada diatas langit, Allah Maha Melihat, Allah Maha Mendengar
apa saja yang dibicarakan manusia. Dengan ilmu Allah, Dia senantiasa
mengawasi makhluk-Nya. Demikian dijelaskan Ibnu Qayyim Al-Jauziyah
dalam Tuhfatul wadud bi Ahkamil Maulud.
Dalam hadits Mu’awiyyah bin Hakam As-Sulaimi radhiyallahu ‘anhu, melalui metode dialog, Rasulullahshalallahu ‘alaihi wasallam mengajari seorang budak anak wanita berkenaan tentang tauhid. Rasulullahshalallahu ‘alaihi wasallam bertanya
kepada anak wanita tersebut, “Dimana Allah?”. Anak wanita itu pun
menjawab “Allah di atas langit”. Kemudian beliau bertanya lagi, “Siapa
saya?” Jawab gadis belia, “Engkau Rasulullah (utusan Allah).” Kemudian
Rasulullah memerintahkan agar anak wanita itu dibebaskan dari status
budaknya, “Dia seorang mukminah”(HR: Abu Daud No.930) di shahihkan Asy Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah).
Begitulah metode belajar yang di contohkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, ringan,
mengalir dan tidak terkesan kaku. Metode demikian akan mampu menggugah
rasa keingin tahuan anak yang lebih luas dan dalam. Anak dibawa untuk
berfikir secara ramah dan tidak terkesan memaksa.
Mengajari tauhid merupakan metode para Nabi dan Rasul Allah. Para
Nabi dan Rasul Allah menyampaikan kepada ummat tentang tauhid. Bahkan,
menyampaikan masalah tauhid adalah perkara yang pertama dan utama,
karena dengan memahami dan meyakini perkara tauhid akan menjauhkan diri
dari kesyirikan.
Nabi Hud yang diutus kepada kaum ‘Ad, Nabi Shalih yang diutus kepada
kaum Tsamud, dan Nabi Syu’aib yang diutus kepada penduduk Madyan, mereka
semua para Nabi menyampaikan pesan dakwah tauhid,
أُعْبُدُ اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلآهٍ غَيْرُهُ
“Sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada ilah (sesembahan) bagimu (yang berhak diibadahi) selain-Nya.”(Al-A’raf: 65, 78, 85).
Demikian sunnah para nabi dan rasul, bersemangat dalam menyampaikan
dakwah tauhid. Tentu saja, anak yang merupakan buah hati jangan sampai
terlupakan untuk diajari tentang tauhid. Tanamkan iman didalam dadanya,
semoga sang anak tumbuh menjadi insan yang shalih serta senantiasa
mentauhidkan Rabb-nya.
Ilmu Tauhid merupakan tonggak penentu keselamatan seorang hamba di hadapan
Rabnya kelak. Ilmu Tauhid juga merupakan hal pokok yang sudah menjadi
keharusan bagi seseorag untuk mempelajarinya. Untuk itu, sudah menjadi
keharusan pula bagi orang tua untuk mendahulukan penanaman tauhid
semenjak dini kepada putra-putrinya.
Perlu diketahui, fase kanak-kanak merupakan tempat yang subur bagi
pembinaan dan pendidikan. Pada umumnya masa kanak-kanak ini berlangsung
cukup lama. Seorang pendidik dalam hal ini orang tua, bisa memanfaatkan
waktu yang cukup untuk menanamkan segala sesuatu dalam jiwa anak, apa
saja yang orang tua kehendaki. Toh, jika masa kanak-kanak ini dibangun
dengan pondasi tauhid, maka dengan ijin Allah ta’alakelak anak akan
tumbuh menjadi generasi bertauhid yang kokoh. Orang tua hendaknya
memanfaatkan masa ini sebaik-baiknya.
AJARI APA ITU TAUHID
Hal utama yang harus diajarkan pada anak adalah mengenalkan definisi tauhid. Kenalkan pada mereka bahwa
tauhid adalah keyakinan tentang keesaan Allah ta’ala dalam
Rububiyah-Nya, mengikhlaskan ibadah hanya kepada-Nya serta menetapkan
nama-nama dan sifat-sifat kesempurnaan bagi-Nya.
Nah, pelajaran pertama adalah mengenalkan tauhid rububiyah pada anak. Kenalkan inti dari tauhid rububiyah adalah keyakinan tentang keesaan Allah ta’ala di dalam perbuatan-perbuatan-Nya. Berikut ini beberapa tips buat orang tua untuk mengenalkan rububiyah Allah:
- Tanamkan keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya pencipta seluruh
makhluk. Hal ini sebagaimana firman Allah surat Az-Zumar :62 yang
artinya : Allah menciptakan segala sesuatu dan Allah memelihara segala sesuatu.
Anda bisa mengataan pada si kecil,”Sayang, segala sesuatu di dunia ini
yang menciptakan hanya Allah semata. Bumi,langit, lautan, matahari,
bulan dan buntang, serta kita semua ini ciptaan Allah. Tidak ada yang
bisa menciptakan kecuali Allah Subhanahu wa ta’ala.”
- Tanamkan bahwa Allah-lah pemberi rizki kepada seluruh manusia dan makhluk lainnya. Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rizkinya…(surat
Hud:6). Katakanlah pada anak bahwa Allah berkuasa memberi rezeki kepada
semua makhluk-Nya. Manusia, burung-burung, ikan di lautan, hewan ternak
dan hewan melata yang kecil, semua diberi rezeki oleh Allah ta’ala.
Selain itu, sampaikan pula pada anak untuk senantiasa mengucapkan terima
kasih bila mendapatkan sesuatu dari seseorang dan jangan lupa untuk
membiasakan anak bersyukur dengan mengucapkan Alhamdulillah. Berikan
pengertian pada anak bahwa yang memberi rezeki adalah Allah semata dan
orang yang memberikan tadi adalah sebagai perantara.
- Tanamkan pula bahwa Allah ta’ala adalah penguasa dan pengatur segala
urusan alam, yang meninggikan lagi menghinakan, menghidupkan lagi
mematikan, memperjalankan malam dan siang dan yang Maha Kuasa atas
segala sesuatu. Katakanlah, wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan,
Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki, dan engkau
cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang
yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di
tangan Engkaulah segala kebijakan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas
segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan
siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati dan
Engkau keluarkan yang mati dari yang Hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa
yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas) ( surat Ali
Imran:26-27). Sampaikanlah pada anak , bahwa segala urusan di alam ini
yang mengaturkeseluruhannya adalah Allah ta’ala, tidak ada yang lain.
Yang meninggikan maupun yang menghinakan, juga yang menghidupkan serta
mematikan adalah Dia. Sampaikan pula bahwa segala sesuatu yang terjadi
di dunia ini, sudah digariskan Allah ta’ala.
Pada dasarnya manusia diciptakan dengan fitrahnya yang mengakui
tauhid rububiyah ini, sehingga bisa ditanamkan sejak kecil, insya Allah
anak akan mudah menerimanya. Kalau kita menanamkan tauhid rububiyah maka
seorang anak akan mengimani tiga hal, yaitu:
- Beriman kepada perbuatan-perbuatan Allah secara umum seperti mencipta, memberi rizki, menghidupkan dan mematikan, dll
- Beriman kepada qadha dan qadar Allah.
- Beriman kepada keesaan zat-Nya.
Demikianlah sekilas tentang pembelajaran
ilmu tauhid kepada anak. Semoga
kita yang
agama islam bisa mendidik dan membesarkan anak-anak kita di atas pondasi tauhid
yang kokoh, sehingga anak-anak kita akan menjadi generasi muslim yang
tangguh di atas manhaj yang lurus.